
Makedonia Utara memang baru terdengar sekitar tiga tahun terakhir. Sebelumnya negara ini adalah pecahan Yugoslavia yang bernama Makedonia (Macedonia). Namun karena namanya mirip salah satu provinsi di Yunani, diproteslah nama itu karena alasan sejarah.
Perseteruan Makedonia provinsi dan Makedonia negara terjadi sejak 1991, begitu Makedonia mendeklarasikan kemerdekaan setelah berpisah dari Yugoslavia. Negara di semenanjung Balkan itu memang pecah menjadi beberapa bagian, seperti Bosnia Herzegovina, Serbia, Montenegro, Kroasia, dan sekarang Makedonia Utara.
Sejak Juni 2018, tidak ada lagi negara Makedonia. Yang ada adalah Republik Makedonia Utara, atau cukup dikenal sebagai Makedonia Utara saja. Jadi sudah tidak ada perselisihan lagi dengan Yunani, karena namanya sudah berbeda.
Dalam hal sepakbola, tim asal Balkan selama ini dikenal sebagai kerikil tajam, dengan Kroasia sebagai salah satu kuda hitamnya. Namun kali ini justru Makedonia Utara yang masuk putaran final Euro 2020, dengan status sebagai tim debutan.
Karena bergabung di Grup C bersama Belanda, Ukraina, dan Austria, Makedonia Utara jelas bukan satu nama yang diperhitungkan, karena statusya sebagai pendatang baru di Euro 2020.
Makedonia Utara lolos ke putaran final sesudah sukses menyingkirkan Kosovo, dan Georgia menjadi korban berikutnya pada November 2020 lalu. Wabah Covid-19 juga menjadi biang diundurnya semua hal yang berkaitan dengan Piala Eropa, sehingga jadwal playoff yang seharusnya digelar bulan Maret, mundur menjadi November 2020.
Sosok Goran Pandev menjadi pemain kunci bagi tim dari negara pecahan Yugoslavia ini, karena gol yang dicetaknyalah yang meloloskan Makedonia Utara ke putaran final Euro 2020 pada 11 Juni hingga 11 Juli lalu, dengan kemenangan 1-0.
Usia Goran Pandev saat ini 37 tahun, sudah cukup tua untuk ukuran pemain sepakbola. Namun karena kemampuannya masih dibutuhkan, akhirnya ia tetap bermain dan bahkan mampu menjadi penentu kelolosan Makedonia Utara di Euro 2020.
Pelatih Igor Angelovski memberi tempat untuk Pandev agar tetap bisa bermain, meski dengan usia yang sudah senior. Pengalamannya bermain di Liga Italia dan memperkuat Inter Milan yang meraih treble winner tahun 2010, membuat Igor tetap mempertahankan Goran Pandev.
Meski berstatus debutan dan jelas dipandang sebelah mata, kiprah Makedonia Utara sebenarnya cukup membuat timnas negara ini patut diwaspadai. Kemampuannya menahan Inggris dengan skor 2-2 di ajang Euro 2004 dan 2008, jelas memperlihatkan kualitas yang bukan kaleng-kaleng.
Bahkan pada kualifikasi Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Jerman pada 31 Maret lalu, Makedonia Utara berhasil mempecundangi tim Der Panzer itu 1-2, dan menjadi kekalahan memalukan dalam 20 tahun bagi Jerman.
Goran Pandev lagi-lagi memperlihatkan nalurinya sebagai mesin gol yang masih hebat meski usianya sudah 37 tahun, dengan gol yang disarangkannya ke gawang Jerman ketika itu.
Dengan rekam jejak pertandingan yang sebenarnya meyakinkan, Makedonia Utara bisa saja menjadi kerikil tajam berikutnya, persis Kroasia ketika menjadi sandungan bagi tim-tim besar di Piala Dunia beberapa waktu terakhir.
Namun demikian, dengan pengalaman yang masih sangat minim di turnamen sekelas Euro, Makedonia Utara akhirnya harus puas hanya bisa masuk ke putaran final di fase Grup.
Timnas pecahan Yugoslavia ini mengalami tiga kali kekalahan dalam tiga pertandingannya, sehingga harus puas mengakhiri partisipasinya di Euro 2020, sebagai juru kunci di klasemen akhir Grup C. Rekor golnya pun hanya bisa memasukkan dua dan kemasukan delapan gol. Tapi setidaknya, Makedonia Utara mampu membuktikan diri masuk di Jadwal Pertandingan Babak 16 Besar Piala Eropa 2020.
Demikian sekilas profil Makedonia Utara, yang punya potensi jadi kerikil tajam dari Balkan untuk negara-negara peserta Piala Eropa. Hanya karena kurang pengalamanlah mereka akhirnya tersingkir. ***