Setiap orang tentunya menginginkan segala sesuatu yang baik ada pada hidupnya. Dimulai dari memiliki keuangan yang stabil dan cukup untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, misalnya. Bukan hanya itu, dalam jangka panjang, memiliki tabungan, aset, dan menjadi kaya juga mungkin menjadi salah satu impian dan tujuan besar hidup banyak orang.
Tentunya, hal tersebut tidak bisa dicapai dengan berleha-leha dan berharap semata. Kalau mau stabil secara finansial atau bahkan menjadi kaya raya, ada banyak hal yang perlu dilakukan mulai dari sekarang. Salah satu di antaranya adalah dengan berhemat dan membatasi pengeluaran untuk hal-hal yang kurang penting namun sudah menjadi habit yang berpotensi bikin boros, seperti:
Pengeluaran untuk minum kopi, boba, dan alkohol
Kopi kekinian, boba, sampai alkohol adalah tiga jenis minuman yang sudah sangat melekat pada kehidupan masyarakat di perkotaan. Hal ini bisa terlihat salah satunya dari menjamurnya kedai kopi dan jenis minuman boba baik di mal-mal maupun pinggir jalan. Mulai dari yang kisaran harga Rp5.000 sampai Rp30.000. Bahkan, pada sebagian orang konsumsi jenis minuman ini sudah menjadi habit. Bagi pegawai kantoran misalnya: di pagi hari, pasca makan siang, atau saat meeting yang selalu ditemani satu gelas kopi susu dingin.
Jika kamu memiliki kebiasaan tersebut, katakanlah dalam satu hari kamu menghabiskan uang sebesar Rp20.000 untuk segelas kopi susu favoritmu. Kalau dihitung selama 30 hari, maka pengeluaranmu untuk kopi saja menjadi sebesar Rp600.000 dalam satu bulan. Belum kalau di akhir pekan kamu juga suka mengonsumsi minuman boba atau alkohol saat hangout dan refreshing bersama teman.
Supaya ada uang lebih setiap bulan yang bisa dialokasikan ke tabungan atau kebutuhan lain yang lebih penting, pengeluaran ini adalah yang paling tepat untuk dibatasi. Sebagai langkah awal, kamu bisa memulainya dengan memotong 50% budget dari jumlah tersebut misalnya menjadi Rp300.000. Jadi, kamu hanya boleh jajan atau minum kopi favoritmu 2 hari sekali. Selain baik untuk cashflow, baik juga untuk kesehatan, lho!
Pengeluaran untuk baju dan sepatu
Bagi kamu yang suka mengikuti perkembangan fashion, baju dan sepatu mungkin menjadi dua item wajib yang harus dibeli secara berkala. Apalagi bagi kaum hawa yang gemar melakukan mixed and match dan perlu punya segmen baju atau sepatu tersendiri untuk setiap acara: formal, kasual, pesta, kondangan, baju kerja, baju main, dan masih banyak lagi. Tanpa sadar, tau-tau lemari sudah overload dengan baju atau rak sepatu sudah perlu ditambah yang baru. Meski begitu, masih saja ada keinginan untuk beli baju atau sepatu lagi.
Jika kamu mengalami kondisi ini, tandanya kamu sudah harus mulai berhemat dan membatasi pengeluaran untuk baju dan sepatu. Apalagi untuk yang penggunaannya hanya sesekali. Daripada beli yang baru, lebih baik coba bongkar lemari dan buat mixed and match gaya berpakaianmu dari baju-baju lama yang sudah ada. Begitu pun dengan sepatu. Daripada menimbun sepatu, lebih baik rawat dan manfaatkan yang ada semaksimal mungkin untuk keperluanmu. Bukan hanya bisa menghemat uang, kamu juga turut berpartisipasi dalam mengurangi sampah pakaian.
Pengeluaran untuk belanja online
Siapa sih yang nggak suka belanja online? Sudah praktis, cepat, hemat waktu, bisa dilakukan di mana saja, banyak promo pula. Promosi sendiri adalah salah satu daya tarik utama dari belanja online. Banyak sekali e-commerce yang membuat berbagai jenis promosi demi menarik konsumen contohnya seperti flash sale, cashback, pay later dari aplikasi pinjaman uang online dan kredit tanpa uang muka seperti Kredivo, voucher gratis ongkir, dan masih banyak lagi. Ditambah di masa pandemi, promo tersebut lebih masif lagi untuk mendorong orang belanja dari rumah karena harus karantina diri selama pandemi.
Sayangnya, karena berbagai promosi itu jugalah, banyak orang belanja online untuk keperluan yang kurang penting. Berawal dari liat-liat dan windows shopping di e-commerce lalu kepincut promo, akhirnya transaksi deh. Padahal mungkin barang tersebut nggak ada dalam daftar kebutuhan yang harus dibeli bulan ini. Emang sih jumlahnya nggak seberapa, tapi kalau dilakukan sering-sering, jumlah uang yang dihabiskan bisa jadi banyak dan berujung pemborosan lho!
Pengeluaran untuk cicilan atau kredit
Cicilan atau kredit bisa digunakan untuk dua tujuan: produktif dan konsumtif. Yang produktif, cicilan digunakan untuk menghasilkan nilai tambah atau diputar kembali agar menghasilkan pundi-pundi uang. Contohnya, kamu pinjam dana di aplikasi pinjaman uang online seperti Kredivo sebesar Rp 2 juta untuk modal bisnis kecil-kecilan. Cicilan pinjaman atau kredit yang kamu lakukan tersebut termasuk dalam kategori utang yang produktif.
Sementara yang konsumtif, cicilan atau kredit digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa adanya nilai tambah lain. Contohnya, kamu pinjam dana di aplikasi pinjaman uang online untuk bertahan hidup di tanggal tua. Atau, kamu kredit iPhone keluaran terbaru untuk ganti iPhone-mu yang lama.
Nah, dari ilustrasi tersebut, yang manakah kamu? Perlu diketahui, berutang bukanlah hal yang negatif atau buruk. Dengan catatan, jumlah utang yang kamu miliki maksimal hanya 30% dari total penghasilan. Lebih daripada itu, kondisi keuangan bisa dikatakan sudah menuju ke arah yang tidak sehat. Maka, kamu perlu mengevaluasi ulang kondisi keuanganmu beserta histori kredit yang selama ini kamu lakukan.
Perlu diingat, ketika kamu punya cicilan atau kredit, angsuran yang dibayarkan bukan hanya jumlah utang pokoknya saja melainkan ada juga bunga dan biaya lain-lain. Belum lagi kalau dalam waktu bersamaan, ada lebih dari 1 cicilan berjalan. Otomatis, akan makin banyak pengeluaran untuk cicilan.
Kalau mau ambil cicilan, kredit, atau pinjaman apa pun itu jenisnya, wajib pertimbangkan matang-matang urgensinya. Jangan sampai dikit-dikit pinjam atau cicil kalau nggak mau keuangan boncos. Solusi lain, gunakan fasilitas kredit yang memberi penawaran terbaik dalam hal cicilan atau pinjaman. Misalnya kartu kredit atau aplikasi fintech berbunga rendah yang memberikan banyak benefit dan rewards.
Untuk fintech, contohnya ada Kredivo yang memiliki tingkat suku bunga hanya 2,6% dengan opsi tenor 3/6/12 bulan untuk cicilan barang dan 1/3/6 bulan untuk pinjaman uang tunai. Kredivo juga menawarkan limit kredit maksimal s.d Rp 30 juta bagi pengguna Premium. Limit ini dapat dipakai untuk transaksi di 350+ e-commerce dan merchant mitra Kredivo ataupun dicairkan dalam bentuk pinjaman lho. Tertarik coba?